Istilah bekam berasal dari bahasa Arab, yaitu Al-Hijamah yang artinya pelepasan darah kotor. Setelah itu, muncul istilah-istilah yang digunakan untuk memudahkan dalam penyebutan dan pemahaman di setiap bangsa, diantaranya hijamah dalam bahasa Arab, bekam istilah Melayu, gua-sha dalam bahasa Cina, blood letting dalam bahasa Inggris, cantuk dan kop istilah yang dikenal oleh orang Indonesia (Fatahillah, 2006).
Terapi bekam atau hijamah sudah dikenal sejak sebelum masa Rasulullah SAW, bahkan terapi ini sudah ada sejak ribuan tahun sebelum masehi dan merupakan terapi pengobatan tertua dalam sejarah. Bekam sudah digunakan di kerajaan Sumeria, kemudian terus berkembang sampai Babilonia, Mesir kuno, Persia hingga Cina. Pada masa Rasulullah alat-alat bekam yang dipakai menggunakan kaca yang berupa cawan atau mangkok. Pada masa perkembangan Islam sekitar tahun 300 Hijriyah di Baghdad bekam merupakan pengobatan yang paling maju saat itu.
Berikut definisi dan pengertian bekam dari beberapa sumber buku:
- Menurut
KBBI (2007), bekam adalah mengeluarkan darah dari badan orang (dengan
menelungkupkan mangkok panas pada kullit sehingga kulit menjadi bengkak,
kemudian digores dengan benda tajam supaya darahnya keluar).
- Menurut
Ridho (2016), bekam adalah metode pengobatan dengan menggunakan tabung
atau gelas yang ditelungkupkan pada permukaan kulit agar menimbulkan
bendungan lokal yang disebabkan tekanan negatif dalam tabung yang
sebelumnya dibakar dan dimasukkan ke dalam tabung agar terjadi pengumpulan
darah lokal. Kemudian darah yang terkumpul dikeluarkan dari kulit dengan
sayatan dan hisapan yang bertujuan meningkatkan sirkulasi energi dan
darah.
- Menurut
Yasin (2005), bekam adalah suatu ungkapan yang dikenal oleh bangsa
Indonesia seperti canduk, canthuk, kop, cupping,
mambakan dan lainnya. Bekam merupakan terjemahan dari hijamah, dari kata
alhijmu berarti menghisap atau menyedot.
- Menurut
Majid (2009), bekam adalah metode penyembuhan dengan mengeluarkan zat
toksin yang tidak terekskresikan oleh tubuh melalui permukaan kulit dengan
cara melukai permukaan kulit dengan jarum dilanjutkan dengan penghisapan
menggunakan piranti kop (cup) yang divakumkan.
- Menurut
Umar (2012), bekam adalah suatu pengobatan dengan cara menghisap kulit dan
jaringan di bawah kulit, sehingga darah dan komponen darah mengumpul
dibawah kulit, kemudian darah dikeluarkan dengan penyayatan dan
penghisapan.
Manfaat Terapi Bekam
Hasil penelitian modern telah mendapatkan bukti bahwa bekam
ternyata hanya mengambil bagian darah rusak saja yaitu sel-sel darah merah yang
abnormal, sampah keratin dan lain-lain, sedangkan sel darah yang masih sehat
tetap di dalam tubuh. Menurut Rahmat (2008), beberapa manfaat dari terapi bekam
antara lain adalah sebagai berikut:
- Mengeluarkan
darah kotor, baik darah yang teracuni maupun darah yang statis, sehingga
peredaran darah yang semula tersumbat menjadi lancar kembali.
- Meringankan
tubuh. Banyaknya kandungan darah kotor yang menumpuk di bawah permukaan
kulit seseorang akan mengakibatkan terasa malas dan berat. Dengan dibekam,
maka akan meringankan tubuh.
- Menajamkan
penglihatan. Tersumbatnya peredaran darah ke mata mengakibatkan
penglihatan akan menjadi buram. Setelah dibekam, peredaran darah yang
tersumbat kembali lancar dan mata bisa melihat dengan terang.
- Menyembuhkan
berbagai macam penyakit. Rasulullah SAW mengisyaratkan ada 72 macam
penyakit yang dapat disembuhkan dengan jalan berbekam, seperti: asam urat,
darah tinggi, jantung, kolesterol, masuk angin, migrain, sakit mata,
stroke, sakit gigi, vertigo, sinusitis, jerawat, sembelit, wasir,
impotensi, kencing manis, liver, ginjal, pengapuran dan lain-lain.
Jenis-jenis Bekam
Terapi bekam memiliki beberapa jenis berdasarkan metode dan
cara prakteknya. Menurut Yasin (2005), Al-Husaini (2005) dan Nashr (2005),
jenis-jenis terapi bekam adalah sebagai berikut:
a. Bekam Kering
Bekam kering adalah bekam yang dilakukan tanpa goresan
ataupun sayatan pada tubuh. Bekam kering dapat disebut juga dengan bekam angin,
yaitu bekam yang dilakukan dengan cara menghisap permukaan kulit dan memijat
tempat sekitarnya tanpa mengeluarkan darah kotor. Bekam kering ini baik bagi
orang yang tidak tahan terhadap suntikan jarum dan takut melihat darah.
Bekam kering biasa dilakukan dengan cara meletakkan gelas di tempat tertentu, dilanjutkan dengan menyedot udara yang ada dalam gelas tersebut dengan perhitungan matang. Namun pembekam tidak melakukan sayatan pada titik ini. Bekam ini biasa digunakan untuk orang yang menderita penyakit diabetes. Karena jika dilakukan sayatan kepadanya dikhawatirkan luka yang ditimbulkan akan sulit untuk rapat kembali.
b. Bekam Basah
Bekam basah merupakan bekam kering yang mendapatkan tambahan
perlakuan yaitu darahnya dikeluarkan dengan cara disayat pada daerah tertentu
yang dibekam. Proses yang dilakukan dengan cara permukaan kulit disedot
terlebih dahulu, kemudian dilukai atau disayat dengan menggunakan lancer (jarum
yang tajam) atau pisau
bedah, kemudian di sekitarnya disedot kembali untuk mengeluarkan
darah yang berisi sisa-sisa toksin dari dalam tubuh. Setiap sedotan dibiarkan
selama tiga sampai lima menit kemudian dibuang kotorannya dengan cara
ditempatkan pada wadah atau tempat sampah khusus.
Jika dilakukan menggunakan pisau bedah, maka dilakukan dengan kedalaman 1 mm dan panjang sekitar 4 mm. Satu goresan dibuat sejajar dalam tiga baris. Setelah itu gelas bekam ditaruh lagi di atas goresan tersebut. Di saat terakhir, bekas goresan harus langsung dibersihkan dengan madu atau habbatus sauda (jintan hitam), ataupun dengan cairan antiseptic biasa.
Bekam basah berkhasiat untuk berbagai penyakit yang terkait dengan terganggunya sistem peredaran darah di tubuh. Jika bekam kering dapat menyembuhkan penyakit-penyakit ringan, bekam basah dapat menyembuhkan penykit yang lebih berat, darah tinggi, asam urat, kencing manis, kelebihan kolesterol dan lainnya.
c. Bekam Luncur
Bekam jenis ini biasa dilakukan terhadap orang yang tulang
rawannya terkilir, biasanya terjadi di daerah punggung. Bekam ini cukup
dilakukan dengan cara meletakkan satu buah gelas bekam. Selanjutnya, udara yang
ada dalam gelas tersebut dikeluarkan dengan cara disedot sesuai dengan
kebutuhan. Setelah itu pada bagian punggung diolesi dengan minyak zaitun agar
gelas bekam dapat digerakkan dari satu tempat ke tempat lain. Hal ini
dikarenakan bahwa minyak zaitun dapat menjadikan punggung licin, karena itulah
bekam ini disebut bekam luncur.
d. Bekam Api
Bekam api adalah proses pembekaman dengan bantuan api
sebagai media pembuatan ruang hampa udara dalam gelas vakum. Bekam api dapat
mengeluarkan patogen angin, dingin dan lembab melalui hawa panas tersebut.
e. Bekam Sinergi
Bekam sinergi adalah sebuah metode penanganan penyakit yang
melibatkan penarikan Qi (energy) dan Xue (darah) ke permukaan kulit dengan
menggunakan ruang hampa udara (vakum) yang tercipta di dalam gelas atau kop
dengan mempertimbangkan kekuatan 7 materi dasar dan 6 patogen eksternal yang
harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Bekam sinergi memandang bahwa proses dari
terapi bekam ini adalah mengeluarkan segala sesuatu yang berlebihan yang berupa
beberapa patogen atau penyebab penyakit yang masuk ke dalam tubuh. Ada 6 macam
patogen menurut konsep kedokteran Timur.
Alat Terapi Bekam
Alat terapi bekam dari tahun ke tahun mengalami modifikasi
kearah yang lebih mudah dan praktis. Pada masa kenabian, alat bekam dikabarkan
hanya menggunakan tanduk binatang, kemudian meningkat menggunakan gelas atau
benda setengah bola. Untuk menempelkannya pada permukaan tubuh digunakan
prinsip vakum dengan berbagai teknik. Pelukaan kulit pada awalnya menggunakan
ujung pedang, lalu berkembang menggunakan silet, lebih berkembang lagi
menggunakan pisau bedah, dan saat ini lebih banyak digunakan jarum dengan dibantu
alat pemantik. Perkembangan tersebut tidak mengubah esensi terapi bekam,
prinsip detoksifikasi tetap dipertahankan.
- Cupping
set. Peralatan yang digunakan untuk menghisap titik-titik bekam
dipermukaan kulit yang sudah ditetapkan. Gelas-gelas kaca tahan pecah ini
berdiameter besar, sedang, kecil dan digunakan sesuai dengan daerah
bekam.
- Lancing
device. Alat berbentuk seperti pulpen yang berguna untuk menusukkan
jarum pada waktu bekam basah.
Langkah Melakukan Terapi Bekam
a. Mendata Pasien dan Melakukan Anamnesis
(Wawancara)
Catatan data pasien sangatlah penting untuk merekam
identitas, diagnosis penyakit, terapi yang sudah diberikan serta mengetahui
perkembangan penyakitnya. Tujuan melakukan anamnesis (wawancara) adalah untuk
mengetahui maksud pasien berobat, serta mendalami penyakit dan keluhan yang
dialami. Adapun data-data yang perlu dicatat antara lain adalah:
- Identitas
pasien, meliputi: Nama lengkap, umur, jenis kelamin, alamat dan status
perkawinan.
- Identitas
keluarga, meliputi: kedudukan dalam keluarga, pekerjaan dan alamat
tinggal. Beberapa penyakit berkaitan erat dengan pekerjaan/lokasi
pemukiman.
b. Melakukan pemeriksaan dan menentukan diagnosa
penyakit
Pemeriksaan ini berguna untuk membuktikan apa yang
dikeluhkan pasien tersebut sesuai dengan kelainan fisik yang ada. Adakalanya
pasien mengeluhkan sesuatu tetapi tidak ditemukan kelainan fisik apapun dan
begitu juga sebaliknya. Pemeriksaan fisik tersebut adalah sebagai
berikut:
- Pemeriksaan
umum, meliputi: tekanan darah, nadi, temperatur tubuh, pernafasan, lidah
iris (iridology), telapak tangan dan lain-lain. Yang terpenting adalah
bisa mengetahui penyakit yang di derita pasien.
- Dari
organ yang dikeluhkan pasien. Perhatikan perubahan warna kulit, bentuk,
tekstur atau perubahan lainnya yang kasat mata. Amati pula ekspresi wajah,
bentuk dan sikap serta cara berjalan pasien.
- Palpasi
(Perabaan, penekanan) atau perkusi (pengetukan) disekitar tubuh yang
mengalami keluhan. Auskultasi, yakni pemeriksaan dengan menggunakan
stetoskop untuk mengetahui adanya kelainan pada rongga dada (jantung dan
paru-paru) serta rongga perut (lambung, usus, dan lain-lain).
- Jika
diperlukan lakukanlah pemeriksaan penunjang, seperti laboratorium darah,
urin dan tinja, rontgen (radiologi) dan sebagainya.
Setelah diketahui keluhannya melalui anamnesis dan telah
dilakukan pemeriksaan maka dapat diambil kesimpulan mengenai penyakit yang
dialami oleh pasien (diagnosa). Diagnosa penyakit ini sebagai modal dasar untuk
menentukan langkah selanjutnya mengenai jenis terapi apa yang cocok dilakukan,
titik bekam mana yang akan dipilih serta herbal penunjang apa yang memang
diperlukan.
c. Menentukan Titik Bekam
- Dalam
menentukan titik bekam terdapat beberapa versi ada yang berdasarkan lokasi
keluhan, berdasarkan titik akupuntur dan ada yang mendasarkan pada anatomi
dan patofisiologi organ yang bermasalah.
- Dalam
memilih titik bekam ini, maka tidak perlu memakai banyak titik. Sebab
titik bekam yang banyak belum tentu lebih baik dan efektif dibandingkan
dengan satu titik.
- Ada
sekitar 12 titik utama yang disebutkan dalam hadits (disebut titik bekam
nabi), selebihnya merupakan pengembangan dari itu. Diantaranya adalah
titik di kepala, leher dan punggung, kaki dan lain sebagainya.
- Beberapa
titik yang terlarang untuk dilakukan bekam adalah: (a). Pusat kelenjar
limfa atau getah bening di leher samping bawah telinga kanan dan kiri (di
ketiak kanan dan kiri, dan di lipatan selangkangan kanan dan kiri (b).
Otak kecil bagian bawah (akhir tengkorak belakang bagian bawah), (c).
leher depan di bagian tenggorokan. (d). ulu hati (e). lubang alami seperti
pusar, dubur, puting payudara, telinga, dll (f). lutut belakang, depan dan
samping (g).terlalu dekat dengan mata (h). perut dan pinggang wanita hamil
(i).tepat pada varises, tumor/kanker, dan bagian yang bengkak pada kasus
gout/asam urat.
d. Mempersiapkan peralatan dan Pasien
- Mempersiapkan
peralatan bekam dan ruangan. Yang paling utama adalah menyiapkan agar
alat-alat yang digunakan bisa steril mengingat banyak penyakit yang
dimungkinkan bisa menular melalui perantara alat bekam seperti pasien
hepatitis dan HIV-AIDS. Menggunakan ruangan yang bersih, cukup penerangan,
cukup ventilasi dan aliran udara.
- Mempersiapkan
pasien. Pasien perlu dipersiapkan terlebih dahulu baik secara fisik maupun
mental. Pasien perlu mendapatkan penjelasan mengenai dasar terapi bekam
sebagai tehnik pengobatan yang dituntunkan Rasulullah SAW, cara membekam,
manfaat, efek samping yang mungkin terjadi baik ketika sedang dibekam
maupun setelahnya, kontraindikasi (pantangan) bekam, serta proses
kesembuhan dan yang lainnya.
e. Melakukan Bekam
Bekam dapat dipelajari oleh semua orang, akan tetapi harus
mengikuti tata cara yang benar yang dianjurkan untuk berbekam. Cara-cara untuk
melakukan bekam yaitu:
- Mempersiapkan
alat-alat untuk berbekam.
- Sebelum
berbekam dianjurkan untuk berdoa sesuai agama dan kepercayaan.
- Memijit-mijit
bagian tubuh yang akan dibekam dengan agar peredaran darah lancar.
- Mensterilkan
bagian tubuh yang akan dibekam dengan desinfektan.
- Menghisap
kulit dengan menggunakan gelas bekam.
- Menusuk-nusuk
bagian tubuh yang akan dibekam dengan jarum.
- Menghisap
kembali bagian tubuh yang telah ditusuk.
- Diamkan
selama kurang lebih 5-9 menit sampai darah kotor keluar.
- Membersihkan
dan membuang darah yang tertampung dalam gelas bekam.
- Membersihkan
bekas luka bekam.
Setelah melakukan terapi bekam, dianjurkan untuk
beristirahat, lebih baik lagi tidur. Meminum air putih, madu, sari kurma atau
teh manis untuk mempercepat pemulihan.
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Terapi Bekam
Hijamah atau bekam pada prinsipnya dapat dilakukan mulai di
usia empat tahun ke atas. Namun ada golongan-golongan tertentu yang sebaiknya
dibekam dengan hati-hati, seperti orang tua yang sudah renta, ibu hamil dan
anak-anak. Hendaknya jika melakukan pembekaman terhadap mereka, agar dilakukan
dengan hati-hati, dengan sayatan yang tipis, tekanan kop yang ringan, dan hanya
boleh dibekam pada titik tertentu yang sangat terbatas dan harus dilakukan oleh
ahli bekam yang berpengalaman.
Terapi
bekam disarankan dilakukan pada pertengahan bulan atau sesudah
pertengahan bulan. Secara umum yaitu pada tanggal seperempat akhir setiap
bulannya, itulah yang terbaik. Karena, pada awal bulan, darah belum bergejolak
dan belum meningkat. Namun pada akhir bulan, darah sudah menjadi tenang
kembali. Sedangkan pada pertengahan bulan, darah berada di puncak frekuensinya.
Pemilihan waktu-waktu tersebut untuk melakukan pembekaman hanyalah dilakukan
sebagai tindakan preventif dan berjaga-jaga saja demi menjaga kesehatan dan
menghindarkan bahaya. Namun dalam hal terapi, jika memang dibutuhkan, maka bisa
dilakukan kapan saja.
Daftar Pustaka
- Fatahillah,
A. 2006. Keampuhan Bekam: Pencegahan dan Penyembuhan Penyakit
ala Rasulullah. Jakarta: Qultum Media.
- Tim
Penyusun Kamus. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
- Ridho,
Ahmad Ali. 2016. Bekam Sinergi. Solo: Aqwamedika.
- Yasin,
Syihab Al Badri. 2005. Bekam Sunnah Nabi dan Mukjizat Medis.
Solo: Al Qowam.
- Majid,
B. 2009. Mujarab! Tekhnik Penyembuhan Penyakit dengan Bekam.
Jakarta: Buku Kita.
- Umar,
A.W. 2012. Bekam untuk 7 penyakit kronis. Solo:
Thibbia.
- Al-Husaini,
Aiman. 2005. Bekam Mu’jizat Pengobatan Nabi SAW.
Jakarta: Pustaka Azzam.
- Nashr,
Muhammad Musa Alu. 2005. Bekam Cara Pengobatan Menurut Sunnah
Nabi. Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafii.





: